Aku, adalah manusia yang kesekian kali harus belajar arti dari kegagalan. Kesekian kali aku gagal dalam pertempuran ini. Perjuanganku yang lama dan berkali-kali, bahkan sampai menghabiskan sendi-sendi malam tidurku ternyata harus pupus akibat kegagalan.
Putus ASA? JELAS, siapa yang tak jatuh, bahkan runtuh semangatnya menerima kenyataan bahwa kesekian kali dia harus gagal. Padahal untuk bisa keluar dari kegagalan sebelum-sebelumnya dia telah mencoba untuk belajar lebih banyak dan berjuang lebih keras. Tapi itulah taqdir, Allah memberikan pilihan lain untukku kali ini. Aku tidak tahu apa yang terbai baikku, hanya Allah yang tahu.
Kesadaran akan kebesaran Allah itu tak lantas membuat aku cepat bangun dari kegagalan ini. Dari tahun 2008, 2009, sampai 2010 ini aku gagal dari pengiriman proposal kreativitas mahasiswa. Kesekian kali aku mencoba belajar dari kesalahan ternyata masih mungkin terdapat kesealahan pada diriku, sampai-sampai aku tak tahu keslahanku itu apa. Atau mungkin karena ketidak tahuanku itu menjadi kesalahanku yang terbesar? Entahlah, akupun masih bingung sampai saat ini. Sering aku termangu, cemburu bertabur iri dengan mereka-mereka yang lolos terutama teman-teman dekatku. Aku merasa bodoh dan tiada berguna jika harus berhadapan dengan mereka. Padahal telah selama itu pula aku berkoar-koar pada mereka bahwa semua orang itu bisa membuat PKM dan punya banyak kesempatan lolos jika mereka mau berusaha. Namun nyatanya kini! Aku hanya menjadi JARKONI di hadapay mereka. Hampir-hampir aku benar-benar putus asa dalam bidang PKM ini. Hampir bulat keputusan hati dan pikiranku menyetujui bahwa aku tidak ada bakat dan tidak akan pernah berbakat.
................................................................................
Pikiran mulai terbuka ketika aku sendiri dalam hutan kampus. Memandang cakrawala langit, menembus lapisan ozon bumi. Pikiranku mulai aku ajang melayang-layang diluar angkasa bersama kebebasan alam. Menerkam segala isi alam yang terbentang luas. Mencumbu setiap seruan alam yang didatangkan Allah kepadaku. Aku Tak Hapal Al Qur'an beserta isi-isinya, Apalagi Hadis yang berjuta-juta penjabaranya. Namun selaksa Nabi yang mendapatkan titah-Nya, aku mulai sadar akan arti kegagalan. Bahkan sebelum aku membacara tulisa Marthin Luther King, aku telah meraba-raba arti kegagalan dalam proses penghidupan. Aku mulai menafsirkan kegagalanku yang kesekiankali yang harus secara jantan aku terima dengan proses hidupku yang masih panjang. Dalam kekalutan yang amat dalam itu, yang mula-mula hidupku hanya berisi kegagalan aku mulai melihat lubang-lubang cahaya kecil dalam proses hidupku dimasa lalu. dimana ternya aku juga mengalami kesuksesan-kesuksesan yang mungkin tidak seberapa besar tapi harusnya cukup bisa dibanggakan. Setidaknya untuk kesadaran ternyata aku tidak segagal itu.
Kemudian dalam proses berpikir yang panajang aku berkesimpulan, bahwa kegagalan adalah untuk mereka yang berhenti. Kegagalan adalah mereka yang menyerag pada kenyataan yang dihadapkan. Kegagalan adalah mereka yang pesimis. Kegagalan adalah mereka yang mati sebelum dicabut nyawanya. Jadi apa itu kegagalan jika Allah masih memberikan hembusan nafas. Allah itu adalah Maha Besa, Maha Mengetahu, jadi tak sepatutnya aku merasa gagal seperti ini. Aku mulai berani memupuk keyakinan pada diriku, Aku bisa menjad Aku. Aku tak perlu menjadi Mereka. Setiap orang punya jalan sukses sendiri bergantung pada daya, upaya, dan do'anya. Allah hanya sebatas mentaqdirkannya. Namun yakinlah, Allah itu Maha Adil, tak ada kepicikan dari-Nya untuk hamba-hambya yang berani menentang kemiskinan hati. Yang salah satunya adalah MENYERAH. Perangi itu dan kini katakan. MAJUUUUUUUUUUUUUUUUUU
Dan Insyaallah Allah Selalu Menyertai Perjuanganku.....
Ini adalah kisahku, dan kalian boleh mengambil hikamah yang baik dari padaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Meninggalkan Jejak Berupa Saran Kritik Yang Membangun